Pernahkah anda melihat feces ayam yang berwarna hijau? warna hijau
tersebut berasal dari warna cairan empedu ayam.
Kejadiannya bisa disebabkan oleh beragam penyebab antara lain ayam tidak
makan, ND, kolera, AI, malaria, “penyakit menyerupai malaria” dan
sebagainya. Faktor penyebab tersebut akan mengganggu proses pembentukan
cairan empedu maupun proses perubahan cairan empedu saat di usus.
Jika ditelaah lebih dalam, masing-masing faktor penyebab tersebut akan
menghasilkan feses warna hijau dengan tekstur yang berbeda-beda.
Beberapa yang memiliki karakteristik tersebut ialah AI yang menyebabkan
feses warna hijau muda, berbentuk pasta dan berlendir.
Feses ND akan berbentuk diare hijau lumut dan tidak berlendir. Sedangkan
pada kolera, gejala feses hijau muncul pada kondisi akut dimana feses
berbentuk cair (diare), hijau dan berlendir (Disease of Poultry, 1997).
Meski begitu, disarankan untuk tidak menjadikan gambaran feses hijau
menjadi patokan utama dalam mendiagnosa penyakit karena tergantung
kepekaan dan pengalaman seseorang dalam mendiagnosa.
Penyebab feses hijau dibagi menjadi dua yaitu :
1. Non infeksi
Feses hijau akan muncul saat ayam tidak memperoleh pakan. Feses hijau
akan mulai muncul + 13 jam setelah ayam dipuasakan (di dalam saluran
pencernaan tidak ada pakan). Ayam akan mengalami diare kehijauan dan
berlendir. Beberapa kondisi yang dapat ditemukan feses
hijau ini antara lain saat DOC baru datang ke kandang, saat ayam petelur
dipuasakan secara paksa dengan tujuan peremajaan kembali (force
molting) maupun saat pengiriman ayam afkir/ panen dari farm ke lokasi
pemotongan ayam.
Khusus untuk DOC saat chick in terutama yang belum diberi pakan, warna
feses dari coklat hingga kehijauan dikatakan normal. Hal ini karena
pencernaan DOC belum berjalan baik, begitupula dengan flora normal di
usus yang belum berkembang dengan baik. Ditambah lagi, ayam belum diberi
asupan pakan dari luar sehingga saluran pencernaan kosong. Namun jika
hingga beberapa jam setelah diberi pakan, feses masih tetap hijau, perlu
diadakan pemeriksaan lebih lanjut.
Satu hal yang membedakan antara feses hijau karena infeksi dengan non infeksi ialah nafsu makan. Pada kasus non infeksi, nafsu makan ayam baik. Hal ini diperlihatkan oleh ayam yang mematuk-matuk litter atau benda-benda di sekitarnya untuk mencari pakan.
2. Infeksi
Feses hijau yang dikarenakan infeksi selalu disertai gejala klinis dan
perubahan gambaran bedah bangkai. Penurunan nafsu makan karena infeksi
bisa menjadi pemicu awal terjadinya feses hijau. Beberapa dari infeksi
tersebut, kami jelaskan di sini.
a. Newcastle disease (ND)
Gejala feses hijau lebih sering terjadi karena infeksi virus ND golongan
vvND (velogenic viscerotropic Newcastle Disease). Selain itu, ditemukan
pula gejala penurunan kualitas dan kuantitas telur. Terjadi kematian
yang cukup tinggi. Peradangan di puncak bintil-bintil proventrikulus, di
lemak jantung dan peyer patches usus halus juga terlihat pada bedah
bangkai.
b. Avian Influenza (AI)
Gejala klinis yang biasa ditemui ialah penurunan produksi telur dan
terjadi kematian. Pada bedah bangkai ditemukan adanya perdarahan di usus
halus, lemak jantung, perbatasan esofagus dan proventrikulus.
c. "Malaria like"
Gejala lain yang muncul ialah ayam lesu, anemia, penurunan produksi
telur dan kadang disertai kematian. Pada bedah bangkai ditemukan radang
pada ginjal, limpa membesar dan adanya bintik-bintik perdarahan pada
organ dalam tubuh serta otot dada. Dan yang lebih penting lagi,
ditemukan vektor penyebarnya yaitu Culicoides sp. (bentuk seperti nyamuk
besar, menghisap darah dan sayap bertotol) di sekitar kandang.
Culicoides sp. sedang menghisap darah
(sumber : en.wikipedia.org)
d. Fowl Cholera (AI)
Gejala feses kehijauan cenderung terjadi pada ayam yang sakit fowl
cholera akut (Disease of Poultry, 1997). Gejala ini juga disertai dengan
kebiruan pada jengger dan pial, hati bengkak serta nafsu makan menurun,
leleran hidung. Biasanya terjadi kematian dalam beberapa hari.
Obat paling mujarab ialah pengobatan yang cepat dan tepat sasaran
(sesuai penyebabnya). Oleh karena itu, segera lakukan penggalian
informasi sebanyak-banyaknya setelah mengetahui adanya gejala feses
kehijauan. Kemudian lakukan penanganan sesuai penyebabnya.
Jika penyebabnya karena ayam tidak makan maka segera berikan pakan. Jika terpaksa melakukan tindakan pemuasaan (pakan) sebaiknya tidak terlalu lama (+4-6 jam) dan menghindari pemberian air minum berlebih saat pemuasaan. Air minum yang berlebih akan mempercepat pengosongan saluran pencernaan sehingga mempercepat pergesekan permukaan usus. Hal ini akan merangsang dikeluarkannya cairan empedu dan menyebabkan feses berwarna hijau (www.mb.gov.au). Segera setelah ayam dipuasakan berikan air minum ditambah gula dan multivitamin serta berikan pakan untuk memulihkan kondisi tubuh dan mengisi saluran pencernaan yang kosong. Disarankan di saat tersebut, diberikan pakan yang berbentuk mash atau serbuk agar lebih mudah dicerna oleh saluran pencernaan.
Karena disebabkan oleh virus, ayam yang terinfeksi ND atau AI tidak bisa diobati. Yang bisa dilakukan ialah melakukan tindakan revaksinasi darurat terhadap ayam sehat. Gunakan Medivac ND Clone 45 sebagai revaksinasi darurat untuk merangsang pembentukan antibodi ND secara cepat. Hal sama juga berlaku jika ayam terserang AI dengan menggunakan Medivac AI. Tujuannya ialah agar ayam yang masih sehat bisa segera membentuk antibodi. Antibodi yang terbentuk akan bersaing dengan virus lapang untuk berikatan dengan reseptor (tempat berikatan,red) di sel target. Semakin cepat antibodi terbentuk maka semakin sedikit virus yang berikatan dengan sel target. Lakukan juga pengafkiran terhadap ayam yang sakit agar tidak menularkan virus ke ayam sehat.
Jika ayam terjangkit kolera, lakukan pengobatan menggunakan antibiotik yang sudah banyak beredar dipasaran/ poultryshop. Sedangkan untuk kasus “malaria like”, ayam bisa diberikan obat malaria unggas melalui air minum. Berikan obat sesuai aturan pakai dan dosis agar hasil lebih maksimal.
Lebih penting lagi ialah memperketat biosekuriti termasuk manajemen pemeliharaan dan pembasmian vektor (pembawa penyakit). Salah satunya ialah membersihkan feses secara rutin. Tindakan ini akan menghilangkan tempat berkembang biak vektor penyakit. Selain itu, tindakan tersebut bisa berfungsi sebagai kontrol terhadap kondisi ayam melalui fesesnya karena semakin cepat gejala feses hijau ditemukan semakin cepat penanganannya.
Lakukan juga pembasmian serangga di sekitar peternakan dengan antiparasit seperti ralat/ superjoss. Selain itu, sebaiknya ayam selalu diberikan avispro yang merupakan antibiotik alami (mengandung propolis) yang berfungsi mencegah serangan penyakit, membantu proses pencernaan, dan membuat kotoran menjadi lebih kering.
(sumber: infomedion.co.id)
ada cara lain utuk penangan penyakit di atas?
BalasHapus